My Precious!


Fantasy Fiesta 2012 sebentar lagi usai. Setelah 3 bulan unjuk gigi, kini para penulis – yang karyanya lolos seleksi – tinggal menunggu pengumuman pemenangnya awal bulan depan (Oktober 2012). Beberapa hari yang lalu para juri dengan resmi mengeluarkan ulasan karya-karya para peserta dari sudut pandang mereka masing-masing. 60 karya pilihan diulas langsung di situs resminya. Dan saya terkejut menemukan karya saya lagi-lagi tersempil di antaranya. Alhamdulillah. Sebagai penulis yang baru pertama kali mengijkuti ajang seperti ini, rasanya senang sekali mendapati cerpen saya bersanding dengan cerpen-cerpen karya penulis lain yang lebih ‘senior’ di genre fantasi ini. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang merupakan pemenang ajang ini di tahun-tahun sebelumnya.

It’s quite an honor for me 😀

Tapi terus terang, kegembiraan yang saya dapatkan lebih dari itu. Sejak Juli hingga September, karya saya telah banyak dibaca dan ditanggapi oleh puluhan orang (termasuk sesama peserta lomba). Sungguh sebuah kehormatan tersendiri bagi saya, ketika Perjalanan Mencari Diri mendapat banyak komentar, kritik, serta saran yang membangun dari pembaca. Bahkan hingga September ini, sudah ada 142 komentar yang masuk (termasuk komentar balasan dari saya).

Berikut adalah beberapa komentar pilihan dari mereka (beberapa jawaban dari saya barangkali ada yang terpotong namun – semoga – tidak mengurangi esensi jawaban):

Ulasan dari para juri

Ulasan para juri

Tentang nama & inspirasi

Perihal penamaan di cerpen saya yang cenderung ‘sulit diingat’ menjadi salah satu masalah yang paling banyak dikritik maupun ditanggapi. Berikut beberapa di antaranya:

Tanggapan dari Pak F.A. Purawan

Komentar dari H. Lind

Tentang plot

Hampir sebagian besar pembaca merasa plot karya saya cenderung datar, dan banyak pengulangan. Hal tersebut juga sempat menjadi perhatian saya sewaktu menulis. Namun saya memutuskan untuk tetap menuliskan kisah road trip ini.

Komentar dari Grande Samael

Komentar dari Fr3d

Tentang perjalanan & ‘simbolisme’

Meski seperti ‘tidak ada apa-apa’ dalam perjalanan yang dilakukan oleh para anggota tubuh, namun sebenarnya saya menyisipkan beberapa simbol-simbol dan/atau maksud dari perjalanan tersebut, walau memang tidak kentara.

Komentar dari Laurentia

Komentar dari R.S.B

Jawaban atas komentar dari R.S.B

The limbs and the logic

Kenapa kaki bisa bicara? Bukankah tangan-tangan itu sudah memiliki kecerdasan? Lalu apa gunanya otak? Hey, it’s fantasy 😀

Komentar dari Johan Padmamuka

Kecerdasan vs Nurani

Saya merasa sangat beruntung sekali mendapatkan komentar yang satu ini. Komentar dari Mbak Jinbei (semula saya pikir dia itu pria, gara-gara profile picture-nya. Hahaha) tentang kecerdasan dan nurani berikut ini mustahil saya hiraukan begitu saja.

Komentar dari Jinbei (1)

Komentar dari Jinbei (2 – Sambungan)

Jawaban atas komentar dari Jinbei

The Error!

Tak ada gading yang tak retak. Demikian juga karya saya yang jauh dari kata sempurna. Selain typo yang dengan malu saya akui masih ada (meski telah saya cek dan proof-read sebanyak dua kali), ada juga’ kesalahan kecil’ lainnya yang muncul akibat masih kurangnya ilmu pengetahuan yang saya miliki. Meski kesalahan minor, namun tetap saja pengaruhnya cukup… well, yah… memalukan -____-”

Komentar dari Luz Balthasaar

Tentang gaya menulis dan surealisme

Kendati Perjalanan Mencari Diri tidak saya niatkan menjadi cerpen sureal, rupanya kesan tersebut cukup terasa bagi sebagian pembaca. Benarkah?

Komentar dari Shao An

Komentar dari IBG Wiraga

Komentar lainnya

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pembaca yang telah memberikan komentar, kritik, saran, hingga dukungan sertan doanya. Apresiasi Anda betul-betul memicu saya untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Sekali lagi, terima kasih.

Leave a comment