The Problem with Amateur Writer is…


Okay, here’s the thing: beberapa bulan belakangan ini sepertinya gue sedang mengalami masa-masa surealis dalam hidup gue.

Penyebab utamanya sih cuma satu yakni buku gue.

Yup. Alhamdulillah, seperti yang barangkali telah kita telah ketahui bersama, buku gue akhirnya terbit juga dan masuk ke toko. Tentu saja toko buku ya, mustahil masuk toko bangunan.

Dan, melihat Dead Smokers Club mejeng dengan buku-buku lainnya tuh… as I said… sureal. Rasanya, beneran nggak sih? Gue udah nerbitin buku? Gue udah jadi penulis yang karyanya dipajang di toko buku (hampir) seluruh Indonesia?

It’s sureal! Udah kayak mimpi!

Atau, mungkin karena selama ini gue terbiasa dengan penolakan demi penolakan, jadi rasanya emang rada aneh aja akhirnya kerja keras gue membuahkan hasil. Selain itu, gue juga ngerasa kayak superhero yang akhirnya berhasil mengalahkan archenemy satu-satunya, yang setelah tuh musuh mati gue kayak… so, what’s next?

Mendadak tujuan gue selama ini—yakni menerbitkan buku—sudah tercapai dan gue bingung selanjutnya harus ngapain.

Ya terbitin buku kedua lah.

Oke, jawaban itu akhirnya gue dapatkan.

Tapi, terus terang, selama beberapa saat gue kayak Batman yang baru aja sadar kalau Joker udah mati, terus pengen nangis dan bilang, “Jok, lo kok mati sih? Terus gue harus lawan siapa? Bane terlalu hunky, botak pula.”

Well, I think you got my point. Right?

Jadi, yah… berbeda dengan orang (baca: penulis / blogger) lain yang langsung excited dan segera memposting berita gembira kalau bukunya sudah tersedia di toko buku, gue seperti baru tersadar dari kondisi trance sekarang. Gue emang udah pernah posting kabar baik berkenaan dengan terbitnya buku gue, tapi ini adalah pertama kalinya gue memposting perihal buku gue yang udah genit bertengger di rak toko buku.

Trance? Halaah. Bilang aja lo males nge-blog.

Heh, diem aja lo, Bloggy! G-G-Gue ng-nggak males kok… Su-Suer…

Not lying

ANYWAY! The point is… my book is on sale, every body! Please go to the bookstore near you and buy it! Grab it fast! HURRAAAY!

Ini dia penampakan buku Dead Smokers Club di salah satu toko buku. Kece banget bisa bersanding ama buku-buku laris!

DSC Depok

Gue masih inget pertama kali lihat buku gue di toko buku. Rasanya gue pengen nangis terus teriak-teriak, “Woy! Buku gue udah terbit! Beli dong! Nanti gue kasih cium deh!”

Dah, gue juga masih inget pengalaman geregetan sewaktu survei ke beberapa toko buku. Nah, ini dia penyakit penulis debutan norak kayak gue: hobi mantau kalau-kalau ada orang yang minat membeli novel gue.

Biasanya sih, gue juga berusaha “mancing” ikan, eh, orang-orang biar ada yang tertarik buat beli buku gue. Tekniknya kuno abis: pura-pura ambil buku gue, manut-manut sambil bilang “Oh, kayaknya keren nih buku” (berharap ada yang denger), terus bawa pergi buku itu, pura-pura ke kasir. Padahal mah, buku itu gue letakkan kembali (biasanya di floor display Buku Laris. Hihihi), terus gue balik lagi buat mantau apakah pancingan gue sukses.

Sering sih gue lihat ada orang yang mengambil buku gue, mengerutkan kening kayak bilang “Ini buku aliran sesat ya?”, terus baca-baca blurb di cover belakang.

Nah, saat-saat seperti itu biasanya merupakan saat-saat menegangkan buat gue. Lebih menegangkan ketimbang harus nahan boker di jalan tol. Dalam hati gue komat-kamit udah kayak dukun beranak, bilang, “C’mon! C’mon! C’mon! Pick it! Pick it! Pick it! Buy it! Buy it! Buy it! C’MON BUY IT!

Hit me

Sayangnya, mereka malah mengembalikan novel gue ke rak. Sebagian bahkan memasang ekspresi “Meh… Lame book…”

#Terpuruk

NOOOOOO!

PEOPLE, Y U NO BUY MY BOOK?

Y U No

Atau, ada juga kasus buku gue diletakin di bagian paling atas rak. Keren sih positioning-nya karena terlihat jelas. Tapi, masalahnya buku gue jadi sulit dijangkau oleh sebagian orang. Aaaarggghh!

Pernah gue lihat ada cewek manis, mungil, unyu, dan lucu pengen ngambil buku gue sambil jinjit-jinjit semut tapi akhirnya nggak jadi karena tangannya nggak nyampe! Akhirnya dia cuma pergi sambil mendengus sebel.

Pengen sih gue samperin dia terus nawarin diri, “Mbak, mau ngambil buku keren itu ya? Mau saya bantu? Saya gendongin deh.” Tapi, takutnya dia tersinggung terus nampar pipi gue.

Atau, tiba-tiba—out of nowhere—nongol pacarnya yang punya badan segede ondel-ondel, pasang muka marah ngira gue godain pacarnya, terus gue harus dilarikan ke rumah sakit gara-gara selangkangan gue pecah dihajar dengkul dia.

Bbrrr… serem banget kan? -_-

Pada akhirnya, gue cuma bisa memandangi cewek itu dengan wajah nelangsa.

Intinya: selama gue melipir tampan ke toko-toko buku, gue belum pernah menemukan atau melihat orang yang membawa DSC ke kasir untuk dibeli. Sedih banget, ya? 😥

Sigh… tapi, ya sudahlah. Barangkali saat gue nggak melihat, ada orang-orang berhati mulia yang bersedia menyisihkan uang pulsanya buat beli buku gue. Amiiin. :3

So yeah, buat kalian yang mengaku anak gaul, trendi, dan berhati mulia, yuk buruan beli Dead Smokers Club. Sudah tersedia di toko-toko buku di kota kamu. Kalau kamu kesulitan menemukan buku tersebut, jangan menyerah! Maklum saja, buku itu terlalu anti-mainstream sampai-sampai nggak ada judul di cover depannya. Jadi, keep looking.

Minta juga bantuan Mbak-Mbak SPG imut untuk mencarikan buku tersebut. Biasanya sih buku ini nyasar ke rak buku-buku horor, mengingat di sampulnya ada gambar tengkorak dan ada kata Dead di judulnya.

#TerpurukRondeDua

Kalau memang tidak menemukannya di toko buku, pesen aja yuk via updatebuku. Lumayan dapat diskon 20%. Hihihi.

Terakhir, buat teman-teman yang sudah membeli buku Dead Smokers Club, terima kasih banyak. Semoga kalian enjoy membacanya. Buat yang belum, tolong dibeli sebelum dukun bertindak.

Sekali lagi, terima kasih… #BungkukkanBadan.

.

.

.

.

.

Eh, BTW, kenapa tulisan blog gue jadi gaul ya sekarang? Biasanya pakai “saya” bukan “gue”.

Hmmm…

Oh well. Never mind.

Please follow me on Twitter: @AdhamTFusama.

Also please follow these: @PenerbitFIM and @DeadSmokersClub

8 thoughts on “The Problem with Amateur Writer is…

  1. Haha, pertamanya gue liat tuh buku di Gramedia. gue bingung ini judulnya mana yah XD .. tapi part II nya harus bigger, better, badder dari pertamanya bang yah 😀

Leave a reply to at.fuss Cancel reply